Jumat, 18 Oktober 2013

Kemarau – New Rollies




Album kemarau  1979

Saat melakukan perjalanan Bandung – Jakarta, pencabik bas New Rollies yang atraktif di pentas Oetje F Tekol sering melihat penebangan pohon pohon secara membabi buta sejauh mata memandang. Kiri kanan jalan yang biasanya terlihat hijau kini berubah muram kecoklatan. Di Koran maupun majalah, Oetje pun sering membaca soal penebangan hutan secara liar. Ini dialami Oetje di tahun 1977. Mendadak Oetje pun tersentak. Sebentuk melodi pun secara tiba tiba meyembul dari alam imajinasinya. Oetje bahkan telah mendapatkan sebaris lirik yang berulang ulang: Mengapa, mengapa hutanku hilang/ dan tak pernah tumbuh lagi/Mengapa, mengapa hutanku hilang/dan tak pernah tumbuh lagi”,
Sebagai lagu yang isinya bemuatan kritik terhadap kesewenagan hutan dan lingkungan ini. Oetje merasa pas jika lagu ini dimainkan dalam gaya country folk yang bertumpu pada kekuatan gitar.
Lagu yang kemudian bertajuk “kemarau” ini pun siap untuk dimasukkan dalam deretan lagu yang akan dibawakan New Rollies dalam album Dansa Yok Dansa yang dirilis Musica Studio’s pada tahun 1977. Tapi Oetje haus mengalah karena lagu “Kemarau” versi country ini hanya ditaruh sebagai lagu cadangan saja. Ketika New Rollies merilis album New Rollies vol 3 di tahun 1978, lagi lagi lagu “Kemarau” di coret dalam tracklist karena dianggap kurang kuat.
Setelah “Kemarau” diubah dengan aransemen brass section serta pola funk yang tegas, akhirnya lagu ini masuk dalam urutan pertama album New Rollies yang dirilis di tahun 1979. Bahkan album inipun di beri judul  Kemarau juga. Tahun ini pula “Kemarau”  mendapat Anugrah Kalpataru dari Mentri Lingkungan Hidup Dr. Emil Salim, karena liriknya yang dianggap mengkampanyekan isu lingkungan hidup. (Rolling s)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar