Selasa, 22 Oktober 2013

Nuansa Bening – Keenan






Album Di batas Angan Angan 1978

Ketika akan menggarap album solo perdananya, Keenan Nasution sudah mempertimbangkan masak masak konseptata musiknya. Salah satunya, Keenan ingin membuat lagu yang tidak didominasi dengan instrument keyboard yang cendrung melodius dan illustrative. “Saya menghindari pengaruh album Badai Pasti Berlalu yang banyak bertumpu pada piano dan keyboard,” ungkap Keenan Nasution yang juga ikut terlibat dalam pembuatan album Badai Pasti Berlalu. “Saat itu memang telah terpikir untuk membuat lagu cinta tapi dengan lirik yang tidak pasaran.  Musiknya dirancang lewat petikan gitar akustik,” urai Keenan Nasution tentang asal muasal lagu yang kemudian di beri judul “Nuansa Bening”.
Namun keinginan kuat Keenan untuk menghindar dari pengaruh instrument piano tampaknya tak berhasil. “Saat itu versi mentahnya dengan iringan gitar sudah dimainkan oleh kelompok vocal SMA III, tapi ternyata lagu ini tetap membutuhkan piano,” jelas Keenan Nasution.
Lagu itu semakin memiliki makna setelah diimbuh lirik oleh Dr. Rudi Pekerti. Judulnya Nuansa Bening. Judul itu tercetus begitu saja dalam pikiran saya,” ungkap Rudi Pekerti yang menggandrungi  penyair Pablo Neruda. Dengan susupan kata kata yang sederhana, lagu ini memang memiliki daya tarik tersendiri. Apalagi mencuat sebuah ungkapan yang jarang ditemukan dalam lagu lagu bertema romansa: “Tulusnya doa bercinta”.
Aransemen dibuat oleh Addie MS yang saat itu masih bersekolah di SMA III Jakarta. “Saya dijemput Keenan di sekolah. Masih pakai seragam sekolah. Lalu di bawa ke Gelora Seni. Itulah debut saya sebagai seorang arranger, tak mungkin saya lupakan”. Kenang Addie MS yang kini telah menjadi konduktor Twilite Orchestra. “Nuansa Bening” pun menjadi lagu yang tetap hijau sepanjang masa. Tahun 2008 lalu, “Nuansa Bening” kembali mendulang sukses ditangan penyanyi Vidi Aldiano.
“Hmmm … tiada yang hebat dan mempesona / ketika kau lewat dihadapanku, biasa saja.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar